MENULIS ITU VITAMIN
Wulan
Widaningsih, M.Pd.
Aktivis Sekolah Literasi Rakyat
Menulis adalah
bagian penting dari kehidupan, terciptanya sebuah peradaban adalah dengan
menulis. Orang dapat terkenal atau dikenal orang dengan tulisannya, atau
ditulis riwayatnya oleh orang lain. Merangkai kata demi kata, kalimat demi kalimat
hingga menjadi untaian paragraf yang menawan adalah bagian dari esensi menulis.
Namun perlu diketahui pula bahwa penulis semata-mata tidak memberikan efek
positif bagi si pelakunya. Seorang yang membiasakan dirinya menuis memiliki
rahasia kesehatan yang luar biasa, bagaikan jenis obat maka menulis adalah
berbagai jenis merk vitamin untuk tubuh kita.
Vitamin yang
pertama, seorang yang terbiasa menulis akan membuka jembatan komunikasi antara
dirinya dengan orang lain sehingga tercipta hubungan secara tidak langsung,
orang akan memahami karakter dan pandangan penulis lewat tulisannya. Komunikasi
ini jangan dipandang sepele, karena dari sini akan tumbuh kecintaan, persamaan
persepsi bahkan pengkultusan seorang pembaca terhadap sang penulis.
Vitamin yang
kedua, seorang yang terbiasa menulis sebagai bagian dari kebiasaan dirinya akan
memgasah kemampuannya dalam kegiatan berbahasa tulis. Bagaimana tidak, tentunya
dalam menulis tidak begitu saja menulis apa yang ada dalam pikiran kita, tetapi
pasti kita akan menyeleksi setiap kata atau kalimat yang akan kita tuliskan,
mulai dari pertimbangan kontennya, ranah pembacanya, media publikasinya,
kosakata yang digunakan hingga ejaan dan tanda baca yang berfungsi untuk
membenahi tulisan. Seorang penulis tentunya harus menguasai penggunaan tata
tulis agar hasil tulisannya maksimal.
Vitamin yang
ketiga, menulis akan membatu orang lain (dalam hal ini pembaca) menghadapi dan
menyelesaikan masalah yang sama yang
dihadapi penulis. Untaian kisah yang ditulis akan mengilhami pembacanya,
terutama bila yang ditulis memiliki konflik yang sama dengan konflik
pembacanya. Tulisan akan menjadi inspirasi bahkan rule of gaitden bagi pembacanya. Oleh karena itu wajib bagi penulis
menuliskan hikmah yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan orang lain. Sungguh
kepuasan yang luar biasa jika kita dapat membantu orang lain lewat tulisan
kita.
Vitamin yang
keempat, Menulis akan mengasah daya nalar dan daya ingat. Seorang yang sering
menulis terditeksi terhindar dari alzemer atau kepikunan, karena aliran darah
dikepalanya selalu mengalir dengan baik. Otak difungsikan terus menerus, setiap
jaringan dalam otak bekerja dan saling berhubungan. Fungsi otak dan tangan
selaras saat menulis. Demikian juga dengan daya nalar yang digunakan sebagai
ruhnya tulisan. Seorang penulis mempunyai ingatan yang tajam karena selalu memasukan
nuasa batin dalam setiap tulisannya, Dan
singkronisasi lingkungan, batin dan nalarnya yang selalu dipergunakan
dalam menulis akan mempertajam ingatan seseorang.
Vitamin yang
kelima, berfungsi melatih ketajaman
untuk konsentrasi. Kegiatan menulis penuh dengan pengkonsentrasiaan akan materi
yang akan dituliskan. Ini kegiatan yang perlu ke-khusu-an, tidak bisa dilakukan
sambil lalu. Merangkai kata menjadi kalimat, selanjutnya menjadi paragraf dan
antar paragraf saling koherens adalah upaya dari konsentrasi. Jadi tentunya
seorang penulis akan sangat ahli dalam berkonsentrasi, jika seseorang terbiasa
menulis akan sangat mudah berkonsentrasi dalam suasan riuh sekalipun. Luarbiasa
bukan.
Vitamin yang
keenam, menulis kreatif akan menjadi sumber penghasilan. Berbagai bidang
kehidupan sangat membutuhkan kegiatan tulis-menulis. Mulai dari dosen, dokter, guru,
wartawan, pembawa berita, teknokrat, petani
dan sebagainya. Seorang yang penulis kreatif apapun bagroundnya akan
mendapatkan buah dari kegiatan menulis yang disemainya. Tulisan kreatif yang
diposting media nasional akan mendapatkan honor yang lumayan, apalagi yang
diterbitkan dalam sebuah buka , royalti akan mengalir terus menerus, bahkan
royalti akan tetap mengalir walau sang penulis sudah tiada, selama buku itu
masih dicetak dan dipakai orang.
Vitamin yang ketujuh,
Menulis akan menambak teman dan sahabat. Seorang yang suka menulis pasti akan
menyapa rekan dan sahabat dalam tulisannya secara tidak langsung karena yang
dia tulis pasti berkenaan dengan lingkungan dan kerabatmya. Teman dan sahabat
yang menyukai tulisannya pasti akan memerikan komentar akan tulisannya, atau
bahkan penasaran terhadap penulis. Penulis bahkan bagai artis yang digandrungi
penggemarnya, demikian juga dengan rekan penulis akan bertambah sejalan dengan
tulisannya yang dimuat di mana-mana.
Vitamin yang
kedelapan, Menulis sarana aktualisasi diri. Menulis sebagai bentuk aktuaisasi
diri seseorang. Ini merupakan kebutuhan manusia yang hakiki setelah manusia
sanggup memenuhi kebutuhan pokoknya. Manusia senantiasa mencari aktualisasi
dirinya dalam lingkungan, untuk diakui keberadaaannya, dipuji, dan mendapat
tempat dihati masyarakat atau rekannya. Mengaktualisasi diri caranya bisa
positif atau negatif. Menulis merupakan sarana aktualisasi diri yang positif,
apalagi tulisannya dipublikasikan dalam media atau buku, Hal tersebut akan
memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya.
Vitamin yang
kesembilan, menulis menjadi sebuah prestise dan prestasi. Seorang yang berhasil
dimuat atau dipublikasikan tulisannya tentu akan memiliki prestise yang lebih
tinggi dari yang lainnya. Ia akan dihormati dan disegani karena kekayaan ilmunya yang diketahui lewat
tulisan. Tulisan yang berhasil dilombakan akan memberikan prestasi bagi sang
penulis. Apresiasi yang diberikan tentunya akan beragam bisa promosi, kenaikan pangkat,
piala, uang, sertifikat, hadiah, dan lainnya. Ini merupakan vitamin bagi
penulis.
Vitamin yang
kesepuluh, menambah kepuasan bathin. Menulis itu makanan bathin. Tidak hanya
makanan fisik yang harus kita konsumsi dalam keseharian tetapi juga perlu makanan
bathin, selain kegiatan religi, menulis juga bagain dari kegiatan konsumsi
bathin. Seseorang yang menumpuk hasrat dan keinginannya atau menumpuk ide dan
pemikiran jika tidak segera dikeluarkan akan menyulitkan dirinya sendiri atau
biasanya disebut strees. Untuk mencegah itu perlu tempat curahan untuk
menyeimbangkan diri secara psikologis dianataranya dengan menulis. Menulis bisa
menjadi saluran yang tepan untuk membuang racun fikiran, menyalurkan hasrat
yang tersumbat dan bertumpuk. Sehingga bathin terpuaskan.
Vitamin yang
kesebelas, menambah pengetahuan dan wawasan. Menulis juga akan menambah wawasan
dan pengetahuan si penulis itu sendiri. Karena dalam menulis ia tidak hanya
menuangkan ide semata, tetapi ia memerlukan penelitian, atau kajian mendalam
terhadap apa yang akan ditulisnya. Orang yang suka menulis pasti senang membaca,
dari apa yang dia baca akan menghasilkan analogi baru yang selanjutnya ia
tulis, atau ide ide brilian dari pengembangan yang telah dibacanya. Menulis
dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis maupun pembacanya.
Vitamin yang
ke dua belas, mencuci otak kita hingga yang kotor terbuang terganti dengan
aliran darah dan ide-ide yang baru. Menulis bukan berarti bertumpuknya kegiatan
kognitif yang menyulitkan, sebagaian menyangka orang akan cepat tua kalau suka
menulis. Tidak benar itu. Dengan menulis orang terlihat dewasa dan matang dalam
pemikiran itu benar, hikmah dan kebijakan senantiasa dia pelajari dalam setiap
tulisannya. Mencuci dari hal negatif, merumuskan ide baru,membuat garis hikmah
dan meuangkannya dalam bentuk tulisan merupakan kegiatan menyehatkan bagi otak
kita.
Masih banyak
vitamin lain yang dapat dipaparkan, yang tak mungkin semuanya dijelaskan di
sini. Moga pembaca mendapatkan manfaatnya. Terimakasih.
SAGUSABLOG
RPP EFEKTIF
SATU HALAMAN, SILAHKAN DICERMATI