Literasi


GERAKAN LITERASI


Gerakan literasi sekolah adalah Sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Jadi tidak tertumpu pada kegiatan membaca dan menulis saja, tetapi pembiasaan untuk mau terus belajar adalah yang utama. Lalu seperti apakah sekolah sebagai  organisasi pembelajaran yang literat ? Sekolah yang literat adalah sekolah yang menyenangkan dan ramah anak, di mana semua warganya menunjukkan empati, kepedulian, semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan, cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya.
Dalam gerakan Literasi sekolah mengajak  peran serta warga sekolah (guru, kepala sekolah, peserta didik, orang tua, tenaga pendidikan, pengawas sekolah, dan Komite Sekolah) akademisi, dunia usaha dan industri dan pemangku kepentingan  untuk teribat aktif menyukseskan GLS, di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk saat ini Sekolah diupayakan untuk peran aktif dalam mencari rekanan dalam memnsponsori setiap gerakan GLS di sekolah
Lalu Mengapa Perlu  GLS? Seberapa penting bagi siswa dan guru? Fakta bahwa hasil survei internasional (PIRLS 2011, PISA 2009 & 2012) yang mengukur keterampilan membaca peserta didik, Indonesia menduduki peringkat bawah, sementara tuntutan keterampilan membaca pada abad 21 adalah kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Namun pembelajaran di sekolah belum mampu mengajarkan kompetensi abad 21 oleh karena itu GLS diharapkan dapat menjawab tantangan tersebut guna meningkatkan kemampuan membaca siswa.
Sesungguhnya tujuan umum GLS adalah menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Adapun tujuan khususnya adalah 1) menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. 2) Menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di sekolah 3) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat. 4) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan. 5) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Selanjutnya sasaran dari Gerakan Literasi sekolah adalah ekosistem sekolah pada jenjang Pendidikan dasar (SD, SMP dan sederajatnya), ekosistem sekolah pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan sederajatnya). Diharapkan pada dua jenjang ini dapat dipompa kemampuan  berliterasi, yaitu kemapuan mengakses, memahami informasi secara cerdas.
Dalam mengejawantakan Literasi di sekolah perlu kiranya para penggerak literasi memegang prinsip prinsip sebagai berikut :
1.      Literasi dilaksanakan harus disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa sesuai dengan karakteristiknya.
2.      Dilaksanakan dengan berimbang , dengan memperhatikan keragaman teks yang disajikan, serta disesuaikan dengan kebutuhan siswa
3.      Diupayakan dapat berlaku secara integralistik ataupun holistik (menyeluruh) terutama dalam area kurikulum pembeajaran di sekolah 
4.      Kegitan dilakukan secara berkelanjutan
5.      Kegiatan diupayakan melibatkan kecakapan berkomunikasi
6.      Mempertimbangkan keberagaman
Taha[an pelaksanaan GLS dilakukan dalam tiga tahapan penting , yang pertama adalah tahap pembiasaan, tahapan dengan melakukan pembiasaan 15 menit membaca sebelum memulai pelajaran (sesuai permen no.21/2015). Dari tahapan pembiaasaan ini diharapkan dapat tercipta pola kebiasaan positif siswa yaitu membaca disetiap waktu luangnya. Kegiatan ini dilakukan selama dua tahun pertama.
Tahapan yang kedua adalah pengembangan , yaitu dengan kegiatan menanggapi buku yang dibaca, seperti menyampaikan komentar, membahas sekelumit kisah, atau mengkritik tentang isi buku.
Tahapan yang ketiga adalah meningkatkan kegiatan berliterasi di semua mata pelajaran, dengan menggunakan buku pengayaan atau buku yang mendukung pembelajaran, kegiatan ini dapat dihimpun dalam pembelajaran.
Gerakan Literasi sekolah ini tidak dapat dilakukan secara sendiri sendiri, tetapi perlu dukungan dari berbagai pihak, mulai dari siswa, guru, kepla sekolah , orang tua, masyarakat, dinas pendidikan daerah/kota, dinas pendidikan provinsi. Semua saling endukung dan bekerja sama dalam menyukseskan kegiatan ini. Semuanya bertanggung jawab dalam menciptakan suasana berliterasi disekolah maupun diluar sekolah. Demikian juga dengan pengawasan dan pelaporan kegiatan GLS ini dilakukan perjenjang, dengan mendapatkan apresisasi dari pejabat setempat, berupa sertifikat atau buku buku penunjang.
 Gerakan literasi tidak dapat berlari sendiri, perlu tekad yang kuat untuk menciptakannya. Hal ini ditopang dari visi dan misi yang kuat dari kita bersama. Oleh karena itu mari kita sukseskan gerakan literasi sekolah, mulai dari lingkungan keluarga kita, lingkungan sekolah, dan masyarakat. Setiap diri harus memiliki tanggung jawab mencerdaskan anak bangsanya. Maka bukan tidak mungkin keberhasilan siswa Indonesia siswa literatpun tercipta

1 comment:

Pendaftaran Instruktur Pembelajaran Sastra berbasis Literasi Digital Bagi Guru

ayo, kita ikutan jadi Instruktur Pembelajaran Sastra berbasis Literasi digital bagi guru , jangan sampai ketinggalan ya! JAdi kesempatan bes...