Friday, March 13, 2020

LITERASI


MENULIS ITU VITAMIN
Wulan Widaningsih, M.Pd.
Aktivis Sekolah Literasi Rakyat



Menulis adalah bagian penting dari kehidupan, terciptanya sebuah peradaban adalah dengan menulis. Orang dapat terkenal atau dikenal orang dengan tulisannya, atau ditulis riwayatnya oleh orang lain. Merangkai kata demi kata, kalimat demi kalimat hingga menjadi untaian paragraf yang menawan adalah bagian dari esensi menulis. Namun perlu diketahui pula bahwa penulis semata-mata tidak memberikan efek positif bagi si pelakunya. Seorang yang membiasakan dirinya menuis memiliki rahasia kesehatan yang luar biasa, bagaikan jenis obat maka menulis adalah berbagai jenis merk vitamin untuk tubuh kita.
Vitamin yang pertama, seorang yang terbiasa menulis akan membuka jembatan komunikasi antara dirinya dengan orang lain sehingga tercipta hubungan secara tidak langsung, orang akan memahami karakter dan pandangan penulis lewat tulisannya. Komunikasi ini jangan dipandang sepele, karena dari sini akan tumbuh kecintaan, persamaan persepsi bahkan pengkultusan seorang pembaca terhadap sang penulis.
Vitamin yang kedua, seorang yang terbiasa menulis sebagai bagian dari kebiasaan dirinya akan memgasah kemampuannya dalam kegiatan berbahasa tulis. Bagaimana tidak, tentunya dalam menulis tidak begitu saja menulis apa yang ada dalam pikiran kita, tetapi pasti kita akan menyeleksi setiap kata atau kalimat yang akan kita tuliskan, mulai dari pertimbangan kontennya, ranah pembacanya, media publikasinya, kosakata yang digunakan hingga ejaan dan tanda baca yang berfungsi untuk membenahi tulisan. Seorang penulis tentunya harus menguasai penggunaan tata tulis agar hasil tulisannya maksimal.
Vitamin yang ketiga, menulis akan membatu orang lain (dalam hal ini pembaca) menghadapi dan menyelesaikan masalah yang sama yang  dihadapi penulis. Untaian kisah yang ditulis akan mengilhami pembacanya, terutama bila yang ditulis memiliki konflik yang sama dengan konflik pembacanya. Tulisan akan menjadi inspirasi bahkan rule of gaitden bagi pembacanya. Oleh karena itu wajib bagi penulis menuliskan hikmah yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan orang lain. Sungguh kepuasan yang luar biasa jika kita dapat membantu orang lain lewat tulisan kita.
Vitamin yang keempat, Menulis akan mengasah daya nalar dan daya ingat. Seorang yang sering menulis terditeksi terhindar dari alzemer atau kepikunan, karena aliran darah dikepalanya selalu mengalir dengan baik. Otak difungsikan terus menerus, setiap jaringan dalam otak bekerja dan saling berhubungan. Fungsi otak dan tangan selaras saat menulis. Demikian juga dengan daya nalar yang digunakan sebagai ruhnya tulisan. Seorang penulis mempunyai ingatan yang tajam karena selalu memasukan nuasa batin dalam setiap tulisannya, Dan  singkronisasi lingkungan, batin dan nalarnya yang selalu dipergunakan dalam menulis akan mempertajam ingatan seseorang.
Vitamin yang kelima, berfungsi  melatih ketajaman untuk konsentrasi. Kegiatan menulis penuh dengan pengkonsentrasiaan akan materi yang akan dituliskan. Ini kegiatan yang perlu ke-khusu-an, tidak bisa dilakukan sambil lalu. Merangkai kata menjadi kalimat, selanjutnya menjadi paragraf dan antar paragraf saling koherens adalah upaya dari konsentrasi. Jadi tentunya seorang penulis akan sangat ahli dalam berkonsentrasi, jika seseorang terbiasa menulis akan sangat mudah berkonsentrasi dalam suasan riuh sekalipun. Luarbiasa bukan.
Vitamin yang keenam, menulis kreatif akan menjadi sumber penghasilan. Berbagai bidang kehidupan sangat membutuhkan kegiatan tulis-menulis. Mulai dari dosen, dokter, guru, wartawan, pembawa berita, teknokrat, petani  dan sebagainya. Seorang yang penulis kreatif apapun bagroundnya akan mendapatkan buah dari kegiatan menulis yang disemainya. Tulisan kreatif yang diposting media nasional akan mendapatkan honor yang lumayan, apalagi yang diterbitkan dalam sebuah buka , royalti akan mengalir terus menerus, bahkan royalti akan tetap mengalir walau sang penulis sudah tiada, selama buku itu masih dicetak dan  dipakai orang.
Vitamin yang ketujuh, Menulis akan menambak teman dan sahabat. Seorang yang suka menulis pasti akan menyapa rekan dan sahabat dalam tulisannya secara tidak langsung karena yang dia tulis pasti berkenaan dengan lingkungan dan kerabatmya. Teman dan sahabat yang menyukai tulisannya pasti akan memerikan komentar akan tulisannya, atau bahkan penasaran terhadap penulis. Penulis bahkan bagai artis yang digandrungi penggemarnya, demikian juga dengan rekan penulis akan bertambah sejalan dengan tulisannya yang dimuat di mana-mana.
Vitamin yang kedelapan, Menulis sarana aktualisasi diri. Menulis sebagai bentuk aktuaisasi diri seseorang. Ini merupakan kebutuhan manusia yang hakiki setelah manusia sanggup memenuhi kebutuhan pokoknya. Manusia senantiasa mencari aktualisasi dirinya dalam lingkungan, untuk diakui keberadaaannya, dipuji, dan mendapat tempat dihati masyarakat atau rekannya. Mengaktualisasi diri caranya bisa positif atau negatif. Menulis merupakan sarana aktualisasi diri yang positif, apalagi tulisannya dipublikasikan dalam media atau buku, Hal tersebut akan memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya.
Vitamin yang kesembilan, menulis menjadi sebuah prestise dan prestasi. Seorang yang berhasil dimuat atau dipublikasikan tulisannya tentu akan memiliki prestise yang lebih tinggi dari yang lainnya. Ia akan dihormati dan disegani  karena kekayaan ilmunya yang diketahui lewat tulisan. Tulisan yang berhasil dilombakan akan memberikan prestasi bagi sang penulis. Apresiasi yang diberikan tentunya akan beragam bisa promosi, kenaikan pangkat, piala, uang, sertifikat, hadiah, dan lainnya. Ini merupakan vitamin bagi penulis.
Vitamin yang kesepuluh, menambah kepuasan bathin. Menulis itu makanan bathin. Tidak hanya makanan fisik yang harus kita konsumsi dalam keseharian tetapi juga perlu makanan bathin, selain kegiatan religi, menulis juga bagain dari kegiatan konsumsi bathin. Seseorang yang menumpuk hasrat dan keinginannya atau menumpuk ide dan pemikiran jika tidak segera dikeluarkan akan menyulitkan dirinya sendiri atau biasanya disebut strees. Untuk mencegah itu perlu tempat curahan untuk menyeimbangkan diri secara psikologis dianataranya dengan menulis. Menulis bisa menjadi saluran yang tepan untuk membuang racun fikiran, menyalurkan hasrat yang tersumbat dan bertumpuk. Sehingga bathin terpuaskan.
Vitamin yang kesebelas, menambah pengetahuan dan wawasan. Menulis juga akan menambah wawasan dan pengetahuan si penulis itu sendiri. Karena dalam menulis ia tidak hanya menuangkan ide semata, tetapi ia memerlukan penelitian, atau kajian mendalam terhadap apa yang akan ditulisnya. Orang yang suka menulis pasti senang membaca, dari apa yang dia baca akan menghasilkan analogi baru yang selanjutnya ia tulis, atau ide ide brilian dari pengembangan yang telah dibacanya. Menulis dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis maupun pembacanya.
Vitamin yang ke dua belas, mencuci otak kita hingga yang kotor terbuang terganti dengan aliran darah dan ide-ide yang baru. Menulis bukan berarti bertumpuknya kegiatan kognitif yang menyulitkan, sebagaian menyangka orang akan cepat tua kalau suka menulis. Tidak benar itu. Dengan menulis orang terlihat dewasa dan matang dalam pemikiran itu benar, hikmah dan kebijakan senantiasa dia pelajari dalam setiap tulisannya. Mencuci dari hal negatif, merumuskan ide baru,membuat garis hikmah dan meuangkannya dalam bentuk tulisan merupakan kegiatan menyehatkan bagi otak kita.
Masih banyak vitamin lain yang dapat dipaparkan, yang tak mungkin semuanya dijelaskan di sini. Moga pembaca mendapatkan manfaatnya. Terimakasih. SAGUSABLOG



RPP EFEKTIF
SATU HALAMAN, SILAHKAN DICERMATI


1 comment:

Pendaftaran Instruktur Pembelajaran Sastra berbasis Literasi Digital Bagi Guru

ayo, kita ikutan jadi Instruktur Pembelajaran Sastra berbasis Literasi digital bagi guru , jangan sampai ketinggalan ya! JAdi kesempatan bes...